Sijenius.com – Apakah sobat suka menulis?, kalo kalian mempunyai hobi menulis, pastinya kalian tahu apa itu ejaan. Dan bagi sobat yang baru mulai menggeluti dunia menulis, kalian harus mengenal terlebih dahulu ejaan yang baik dan benar sehingga nantinya tulisan-tulisan yang kalian hasilkan memiliki gaya bahasa yang sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku.
Ejaan |
Mempelajari ejaan yang baik dan benar bukanlah hal yang rumit, dalam kehidupan sehari-hari mungkin sobat sudah menerapkannya, hanya saja mungkin kita belum tahu bahwa yang kita gunakan tersebut merupakan sebuah ejaan. Nah pada kesempatan kali ini mari kita mempelajari apa itu ejaan dan ejaan apa saja yang digunakan sekarang ini.
Pengertian Ejaan
Baca Juga: Pengertian Teks Deskripsi, Tujuan, Ciri-Ciri, Struktur, Macam-Macam, dan Contohnya
Saat ini, bahasa Indonesia menggunakan sistem EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) sebagai sistem tata bahasa yang resmi. EBI meliputi penulisan huruf, pemakaian huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, pemakaian tanda baca dll. EBI atau Ejaan Bahasa Indonesia mulai diberlakukan sejak dikeluarkannya PERMENDIKBUD Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Ejaan bahasa Indonesia yang kita kenal, ternyata telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan terjadi untuk penyempurnaan. Perubahan tersebut diikuti oleh perubahaan nama ejaan. Adapun ejaan-ejaan yang pernah digunakan dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Ejaan van Ophuysen
- Huruf “y” ditulis dengan “j”, misalnya: saya diubah menjadi saja.
- Huruf “u” ditulis dengan “oe”, misalnya: umum diubah menjadi oemoem.
- Huruf “k” pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas (‘), misalnya: bapak diubah menjadi bapa’.
- Huruf “j” ditulis dengan “dj”, misalnya: Jakarta diubah menjadi Djakarta.
- Huruf “c” ditulis dengan “tj”, misalnya: cara diubah menjadi Tjara.
- Gabungan konsonan “kh” ditulis dengan “ch”, misalnya: akhir diubah menjadi achir.
2. Ejaan Republik
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan Ejaan van Ophuysen dapat diperhatikan dalam uraian di bawah ini:
- Gabungan huruf “oe” dalam Ejaan van Ophuysen digantikan dengan “u” dalam Ejaan Republik.
- Tanda koma di atas (‘) dalam Ejaan van Ophuysen diganti dengan “k” dalam Ejaan Republik.
- Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua (2) dalam Ejaan Republik.
- Huruf “e pepet” dan “e taling” tidak dibedakan dalam Ejaan Republik.
- Dalam Ejaan Republik tanda trema (“) dihilangkan.
- Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, contohnya: kata Koeboer dalam Ejaan van Ophuysen menjadi Kubur dalam Ejaan Republik.
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pembaharuan adalah suatu ejaan yang sudah direncanakan agar dapat memperbaharui Ejaan Republik. Untuk penyusunannya dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia. Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai kepanitiaan ejaan yaitu Prof. Prijono dan E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia tersebut berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru. Namun, hasil kerja panitia tersebut tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan. Dalam Ejaan Pembaharuan, ada salah satu hal yang menarik, yaitu disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal seperti pada contoh dibawah ini:
- Gabungan konsonan “dj” diubah manjadi “j”.
- Gabungan konsonan “tj” diubah menjadi “ts”.
- Gabungan konsonan “ng” diubah menjadi “ŋ”.
- Gabungan konsonan “nj” diubah menjadi “ń”.
- Gabungan konsonan “sj” diubah menjadi “š”.
4. Ejaan Melindo
- Gabungan konsonan “tj” diganti dengan “c”, seperti kata tjinta menjadi cinta.
- Gabungan konsonan “nj” diganti dengan “nc”, seperti kata njonja menjadi nconca.
5. Ejaan Baru
- Gabungan konsonan “tj” diubah menjadi “c”, seperti tjukup menjadi cukup.
- Gabungan konsonan “j” diubah menjadi “y”, seperti jakin menjadi yakin.
- Gabungan konsonan “nj” diubah menjadi “ny”, seperti njonja menjadi nyonya.
- Gabungan konsonan “sj” diubah menjadi “sy”, seperti sjukur menjadi syukur.
- Gabungan konsonan “ch” diubah menjadi “kh”, seperti chawatir menjadi khawatir.
Ejaan yang Berlaku Sekarang
Pada tanggal 17 Agustus 1972 dalam pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 27, Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian ejaan baru untuk bahasa Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut kemudian dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan atau yang disingkat EYD. Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja keras panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. EYD merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan dari Ejaan Republik yang dipakai sejak bulan Maret 1947.
Berikut ini beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:
- Perubahan Huruf, contohnya kata tjakap dalam Ejaan Lama diubah menjadi cakap dalam EYD, kata tjika menjadi jika, dll.
- Huruf f,v, dan z yang merupakan unsur-unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya. Misalnya: fisik, valuta, zakat, dll.
- Pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata Farhan, dan xenon.
- Di- yang ditulis sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- sering kali ditulis dengan unsur yang menyertai, sedangkan di- sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh awalan: dibelikan, dicuci, dicium. Sedangkan contoh kata depan: di sekolah, di rumah, dan di samping.
- Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda pengulangan. Misalnya: Anak-anak, bukan anak2
Daftar Pustaka
- Subhayni. (2017). Bahasa Indonesia Umum. Banda Aceh: Tim Penyusun Panduan Perkuliahan
Baca Juga:
- Pengertian Teks Persuasi, Ciri-Ciri, Struktur, dan Contohnya
- Pengertian Teks Eksposisi, Ciri-ciri, Struktur, Jenis, dan Contohnya
Nah sobat, demikianlah penjelasan singkat tentang pengertian ejaan dan ejaan yang berlaku sekarang. Gimana? Udah pada paham kan, selain itu kita juga harus tahu bahwasanya dalam perkembangan bahasa Indonesia ada beberapa ejaan yang pernah digunakan yang terus di perbaki hingga pada EYD yang kita gunakan saat ini. Cukup sekian, semoga bermanfaat. Good Luck👍
Makasih infonya min 😊
sama-sama kak, semoga bermanfaat