Kromosom : Pengertian, Sejarah, Struktur, Fungsi, Tipe, dan Macam-Macam – Halo sobat jenius, pernah gak kalian membayangkan kenapa wajah atau struktur tubuhmu mirip dengan orang tuamu, pastinya pernah kebayangkan. Nah, tahukah kamu ?, bahwasanya yang membuat wajah kita menyerupai wajah orang tua kita itu adalah kromosom yang memiliki fungsi sebagai agen pewarisan sifat, jadi tidak heran kalo kita menyerupai orang tua kita. Mau tau lebih jauh ?, yuk mari kita simak penjelasan berikut ini.
Kromosom |
Pengertian Kromosom
Kromosom merupakan pembawa gen yang terdapat di dalam inti sel (nukelus). Kata kromosom berasal dari bahasa yunani yaitu krom dan soma yang berarti warna dan badan. Oleh karena itu, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang mampu menyerap warna. Istilah kromosom diperkenalkan pertama kali oleh W. Waldeyer pada tahun 1888. Sel merupakan satuan terkecil dari makhluk hidup, segala aktivitas sel diatur oleh inti sel (nukleus). Di dalam inti sel, mengandung substansi genetik yag terdapat dalam kromosom.
Kromosom merupakan benda-benda halus yang berbentuk lurus menyerupai batang atau bengkok yang berada di dalam nukleus. Struktur dari kromosom terletak di dalam inti sel dan berkumpul membentuk genom. Terdapat dua macam kromosom pada, yaitu genosom (kromosom seks) yang menentukan jenis kelamin dan autosom (kromosom tubuh) yang tidak menentukan jenis kelamin. Kromosom memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk memastikan DNA terpisah dalam porsi yang sama pada setiap pembelahan sel dan menjaga integritas dan ketepatan replikasi genom pada setiap siklus sel.
Sejarah Kromosom
Pada tahun 1879 untuk pertama kalinya Flamming melihat membelahnya benda-benda yang ada di dalam inti. Istilah mitosis digunakan oleh Flamming untuk menguraikan pembelahan benang-benang (kromosom) dalam inti menjadi sebagian dan pemisahannya ke inti sel anak. Kemudian, sekitar tahun 1880 terlihat adanya mekanisme reduksi kromosom yang diuraikan oleh ahli lain dengan istilah meiosis yang dikemukakan oleh Farmer dan More. Selanjutnya pada tahun 1883 Roux yang merupakan ahli yang mula-mula memiliki dugaan bahwa benda-benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan. Benden dan Boveri (1887) melaporkan bahwa jumlah kromosom berbeda antara makhluk hidup yang satu dengan lain dan jumlahnya stabil dari generasi ke generasi.
Istilah kromosom pertama kali dikemukakan oleh Weldeyer pada tahun 1888. Pada tahun 1865 teori dasar pewarisan sifat ditetapkan oleh Mendel berdasarkan pemulihannya sebelum perkembangan sitologi diketahui. Setelah De Vries, Correns dan Von Tschemak secara menguatkan hasil Mendel. Tiga ahli dari Amerika Serikat, yaitu Wilson, Cannon, dan Sutton melihat adanya kesejajaran antara unit sifat dari Mendel dan kromosom. Pada tahun 1902 Sutton dan Boveri menyatakan bahwa faktor keturunan yang dikemukakan oleh Mendel itu terletak pada kromosom. Pada tahun 1933 fungsi kromosom ditemukan oleh Morgan dalam pemindahan sifat-sifat genetik. Beberapa ahli lain yaitu Heitz (1935), Kuwada (1939), Gritter (1940), dan Kaufman (1948), kemudian menyusul memberikan banyak keterangan terkait morfologi kromosom.
Struktur Kromosom
Kromosom tersusun dari DNA yang berikatan langsung dengan beberapa protein histon. Dari ikatan ini dihasilkan nukeosom, yang memiliki ukuran panjang sekitar 10 nm. Kemudia nukleosom akan membentuk lilitan-lilitan yang sangat banyak yang menjadi penyusun dari kromatid (lengan kromosom), satu lengan kromosom ini kira-kira memiliki lebar 700 nm. Berikut adalah penjelasan dari bagian-bagian kromosom.
1. Kromatid
Kromatid merupakan bagian lengan yang terikat satu sama lainnya, 2 kromatid kembar ini diikat oleh sentomer. Nama jamak dari kromatid adalah kromonemata. Kromonemata biasanya terlihat pada pembelahan sel masa profase dan kadang-kadang interfase.
2. Sentromer
Terdapat satu daerah yang tidak mengandung gen (informasi genetik) pada kromosom, daerah ini dinamakan sentromer. Sentromer merupakan konstriksi (perlekukan) di sekitar pertnegahan kromosom. Pada masa pembelahan, sentromer ialah struktur yang sangat penting, di bagian inilah lengan kromosom (kromatid) saling melekat satu sama lain pada masing-masing bagian kutub pembelahan. Bagian dari kromosom yang melekat pada sentromer disebut dengan “kinetokor”.
3. Kromomer
Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin, yang terkadang terlihat saat interfase. Kromomer dangat jelas terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk kromosom seperti kawat.
4. Telomer
Telomer merupakan bagian yang berisi DNA pada kromosom. Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas ujung kromosom agar DNA-nya tidak terurai.
Tipe Kromosom
Jika dibedakan berdasarkan letak sentromer pada lengan kromatid, maka kromosom dibagi menjadi 4 tipe.
- Talosentrik, merupakan kromosom yang sentromernya terletak di ujung kromosom
- Metasentrik, yaitu kromosom yang sentromernya terletak di tengah kromatid sehingga secara relatif membagi kromatid menjadi dua bagian
- Submetasentrik, yaitu kromosom dengan sentromer yang letaknya mendekati bagian tengah, namun tidak pada bagian tengah, sehingga kromatidnya terlihat sedikit panjang sebelah
- Akrosentrik, merupakan kromosom yang letak sentromernya berada diantara tengah dan ujung lengan kromatid
Macam-Macam Kromosom
Terdapat 2 macam kromosom, yaitu kromosom prokariota dan kromosom eukariota. Studi tentang kromosom prokariota diambil dari Escerichia Coli. Kromosom eukariota sangat berbeda dengan kromosom prokariota, organisasi DNA dalam kromosom eukariota jauh lebih kompleks. Berikut ini penjelasan kromosom prokariota dan eukariota.
1. Kromosom Prokariota
Prokariota, bakteri, dan archaea, biasanya memiliki kromosom sirkuler tunggal, dengan banyaknya variasi. Kebanyakan bakteri memiliki kromosom sirkuler tunggal yang terdiri dari berbagai ukuran. 160.000 pasangan basa dalam bakteri “Candidatus Carsonella Ruddii”, dan 12.200.000 pasangan basa di bakteri yang tinggal di tanah “Cellulosum Sorangium”. Spirochates dari genus Borrelia adalah pengecualian untuk pengaturan ini, dengan bakteri seperti “Borrelia Burgdorferi”, penyebab penyakit Lyme, yang mengandung kromosom linier tunggal. Prokariota tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan santainya, DNA dapat diakses untuk transkripsi, regulasi, dan replikasi.
2. Kromosom Eukariota
Eukariota (sel-sel dengan inti seperti yang ditemukan pada tumbuhan, ragi, dan hewan) memiliki kromosom linier berganda yang besar yang terkandung dalam inti sel. Setiap kromosom memiliki 1 sentromer, dengan 1 atau 2 lengan memproyeksi dari sentromer, meskipun dalam sebagian besar keadaan sentromer tidak terlihat seperti itu. Selain itu, kebanyakan dari eukariota mempunyai genom mitokondia bundar kecil, dan beberapa mungkin memiliki tambahan eukariota kromosom kecil sitoplasma melingkar atau linier.
Nah, itulah informasi mengenai kromosom seperti yang telah dijelaskan diatas. Cukup sekian, semoga bermanfaat dah menambah wawasan kita semua.