Sijenius.com – Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa. Dengan adanya model pembelajaran, guru dapat membantu siswa untuk memperoleh informasi, keterampilan, cara berfikir, dan mengungkapkan idenya. Di dalam proses pembelajaran terdapat interaksi yang erat antara guru dengan siswanya. Interaksi yang terjadi dapat diartikan sebagai interaksi yang bernilai edukatif yang diarakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Di dalam proses pembelajaran tersebut, guru dituntut untuk tidak hanya sekedar menyampaikan informasi atau pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa, melainkan adanya sebuah kegiatan pemberdayaan siswa untuk membangun pengetahuannya secara mandiri, mampu memotivasi siswa sehingga memiliki kemauan untuk belajar. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka dibutuhkannya model pembelajaran yang sesuai yang menjadikan siswa pusat dari pembelajaran tersebut. Salah satu dari banyaknya model tersebut adalah model pembelajaran discovery learning. Untuk lebih jelasnya mari simak penjelasan berikut ini:
Pengertian Discovery Learning Secara Umum
Discovery (Penemuan) adalah suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivisme, yaitu pembelajaran yang bersifat generatif atau tindakan menciptakan suatu makna dari apa yang dipelajari. Model ini lebih memfokuskan pada pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Discovery learning merupakan metode pembelajaran berdasarkan penemuan inquiry based (berdasarkan pertanyaan), pandangan kontrutivisme, dan teori bagaimana belajar. Model pembelajaran yang diberikan memiliki skenario bagaimana siswa dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi secara mandiri. Karena ini bersifat konstuktivis, dalam memecahkan masalahnya para siswa akan menggunakan pengalaman mereka terdahulu.
Pengertian Discovery Learning Menurut Para Ahli
1. Bruner (1986)
Menurut Bruner (1986), model discovery learning diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak mendapatkan hasilnya, namun diharapkan mereka mengorganisasikan sendiri.
2. Budiningsih (2005)
Menurut Budiningsih (2005), model discovery learning merupakan cara pembelajaran dalam memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif (penalaran) untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
3. Hanafiah (2012)
Menurut Hanafiah (2012), metode discovery learning adalah suatu rangkaian pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis masalah yang mereka hadapi sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai perwujudan dari perilaku.
4. Kurniasih & Sani (2014)
Menurut Kurniasih dan Sani (2014), discovery learning adalah suatu pembelajaran yang terjadi apabila materi tidak disajikan dalam bentuk hasil, namun diharapkan siswa mampu mengorganisasikan sendiri.
5. Hosnan (2014)
Menurut Hosnan (2014), discovery learning ialah suatu model pembelajaran yang dikembangkan agar siswa dapat belajar secara aktif dengan menemukan dan menyelidiki secara mandiri, sehingga hasil yang diperoleh akan diingat dalam jangka waktu yang lama.
Ciri-Ciri Discovery Learning
Model discovery learning memiliki ciri-ciri tersendiri yang dapat membedakannya dari model pembelajaran yang lain. berikut ini tiga ciri-ciri utama model pembelajaran discovery learning:
- Menggali dan memecahkan masalah yang ada untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan.
- Berpusat pada siswa/peserta didik
- Kegiatan yang dilakukan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Karakteristik Discovery Learning
Pembelajaran ini memiliki karakteristik yang dapat ditemukan ketika pembelajaran berlangsung. Berikut ini tiga karakteristik tersebut:
- Peran guru sebagai pembimbing.
- Peserta didik/siswa belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan.
- Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk informasi dan siswa melakukan kegiatan menghimpun, mengkategorikan, membandingkan, menganalisis, dan membuat kesimpulan.
Langkah-Langkah Penerapan Discovery Learning
1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Tahapan yang pertama yaitu stimulasi, pada tahapan ini peserta didik dihadapkan pada sesuatu hal yang akan menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberikan kesimpulan, sehingga hal itu akan menimbulkan keinginan untuk menyelidiki sendiri. Dalam hal ini, guru dapat memulainya dengan mengajukan pertanyaan, anjuran untuk membaca buku, dan belajar hal lainnya yang dapat mengarahkan mereka pada persiapan pemecahan masalah.
2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Tahapan kedua yaitu problem statemen atau identifikasi masalah. Dalam hal ini guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang relavan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satu dari hasil identifikasi tersebut dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
Pada tahapan ini peserta didik diberikan kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relavan, baik itu dari membaca literatur, wawancara, mengamati objek, melakukan uji coba secara mandiri untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis yang dirumuskan sebelumnya.
4. Data Processing (Pengolahan Data)
Tahapan yang keempat yaitu pengolahan data, pengolahan data merupakan kegatan yang dilakukan untuk mengolah data dan informasi yang telah diperoleh peserta didik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya. Tahapan ini berfungsi sebagai pembentukan konsep dan menarik kesimpulan, sehingga nantinya peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru dari alternatif jawaban yang perlu dibuktikan secara logis.
5. Verification (Pembuktian)
Tahapan yang kelima yaitu pembuktian. Seperti namanya, pada tahapan ini peserta didik akan melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dengan temuan alternatif jawaban dan dihubungkan dengan hasil dari pengolahan data.
6. Generalization (Menarik Kesimpulan)
Dan tahapan yang terakhir adalah generalisasi atau menarik kesimpulan yang merupakan suatu proses untuk mengambil sebuah kesimpulan dari semua tahapan yang sudah dilalui sebelumnya, yang nantinya kesimpulan tersebut dapat dijadikan pedoman umum dan hal itu berlaku untuk semua masalah atau kejadian yang sama, dengan memperhatikan hasil pembuktiannya.
Kelebihan Discovery Learning
Setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihannya masing-masing, berikut ini kelebihan dari model pembelajaran discovery learning:
- Dapat membantu para peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan dan proses kognitif.
- Hasil pengetahuan yang diperoleh melalui model pembelajaran ini sangat pribadi dan bagus, karena dapat menguatkan pengertian, ingatan, dan penyampaian.
- Model pembejalaran ini memungkinkan peserta didik untuk berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kemampuanya sendiri.
- Dapat menyebabkan para peserta didik untuk mengarahkan kegiatan belajarnya secara mandiri dengan melibatkan akal dan motivasinya sendiri.
- Model pembelajaran ini dapat membantu peserta didik dalam memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan diri ketika bekerja sama dengan yang lainnya.
- Metode ini berpusat pada peserta didik dan guru sama-sama berperan aktif dalam mengelurkan gagasan-gagasan. Bahkan para gurupun dapat berperan sebagai peserta didik, dan sebagai peneliti pada saat situasi diskusi berlangsung.
- Membantu peserta didik dalam menghilangkan keragu-raguan (skeptisme), karena hasil yang didapatkan mengarah pada kebenaran yang pasti.
- Peserta didik akan memahami konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
- Dapat membantu dan mengembangkan memori (ingatan) dan tranfer (penyampaian) kepada situasi proses belajar yang baru.
Kekurangan Discovery Learning
Disamping memiliki kelebihan, model pembelajaran ini tentunya juga memiliki kekurangan dalam aspek yang lain. Berikut ini kekurangan model pembelajaran discovery learning:
- Model pembelajaran ini dapat menimbulkan dugaan bahwa harus adanya kesiapan pikiran untuk belajar, dan bagi peserta didik yang kurang pandai akan mengalami kesulitan dalam berfikir, mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep secara lisan atau tertulis, sehingga pada gilirannya hal ini dapat menimbulkan frustasi.
- Model pembelajaran ini tidak efisien jika digunakan untuk mengajar dengan jumlah peserta didik yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori dan memecahkan masalah lainnya.
- Apa yang diharapkan dalam model pembelajaran ini tidak akan terealisasikan jika berhadapan dengan peserta didik dan guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
- Lebih cocok jika digunakan untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan untuk mengembangkan aspek konsep, keterampilan, dan emosi secara keseluruhan kurang mendapatkan perhatian.
Uraian diatas menjelaskan informasi mengenai model pembelajaran discovery learning. Mungkin banyak dari kalian yang sering mendengar sebutan model pembelajaran yang satu ini, dan tidak heran jika banyak yang masih belum memahaminya. Dengan demikian, semoga penjelasan diatas dapat memudahkan kalian dalam memahami model pembelajaran ini. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.