Sijenius.Com – Sebelumnya kita telah membahas prosedur pemasangan, dan perawatan kateter urine, yang mana pemasangan kateter dilakukan untuk memberikan rasa nyaman pada pasien dan mencegah terjadinya distensi kandung kemih. Sedangkan perawatan dilakukan untuk mencegah pasien dari tanda dan gejala infeksi saluran urinaria.
Prosedur Pelepasan Kateter Urine |
Setelah kateter dipasangkan tentunya kateter akan dilepaskan ketika pasien sudah mampu berkemih dan mengontrol kandung kemihnya. Bagaimana prosedur pelepasan kateter urine yang benar?. Yuk kita simak penjelasan berikut ini.
Tujuan Pelepasan Kateter
Ada beberapa tujuan dari perlepasan kateter yaitu:
- Kateter terlepas dari dalam uretra.
- Pasien akan BAK setelah 8 jam kateter di lepas tanpa merasa terbakar, merasa ingin BAK, atau incontinensia.
- Pasien tidak akan mengeluarkan darah, nyeri atau komplikasi lain berhubungan dengan pelepasan kateter.
- Pasien mengatakan bahwa pasien paham terhadap prosedur dan memberitahu staff ketika ingin mengosongkan urin dan mempunyai masalah ketika ingin mengosongkan urin.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pelepasan kateter adalah:
- Syringe tanpa jarum atau Luer-Lok, 10 cc
- Sarung tangan non steril
- Perlak
- Sabun, handuk, waslap
- Wadah untuk tempat pembuangan sekali pakai
- Pispot di ruangan apabila pasien tidak dapat berjalan
- Tempat spesimen urin steril dan gunting steril untuk kateter
Prosedur Pelepasan Kateter
Berikut ini adalah prosedur pelepasan kateter urine:
- Cuci tangan
- Lihat catan medis terhadap pelepasan kateter.
- Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur.
- Jaga privasi dan posisikan pasien ke belakang.
- Tarik penutup dan gorden, lihat kateter dan jangan terlalu membuka area perineal.
- Pakai sarung tangan non steril.
- Letakkan perlak di bawah area perineal pasien
- Kosongkan urin pada kantong kateter.
- Pindahkan plester yang terpasang di paha.
- Masukkan ujung syringe pada ujung kateter yang terhubung dengan balon
- Pindahkan semua udara ataupun cairan dari balon, biasanya 5 – 10 cc.
- Minta pasien untuk bernapas dalam, dengan lembut dan cepat pindahkan kateter ketika pasien ekspirasi. Hentikan apabila kateter tidak dapat berpindah, cek kembali udara atau cairan di dalam baloon.
- Catat adanya endapan, mucus ataupun darah yang ada pada kateter. Jika diperlukan, potong ujung kateter dengan gunting steril dan tempatkan di wadah steril untuk di kultur.
- Bersihkan area perineal atau jaga kehangatan, kelembaban pakaian dengan perawatan diri.
- Bereskan alat dan bahan, lepaskan sarung tangan, cuci tangan.
- Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman (kecuali apabila kateter mau dipasang kembali).
- Minta pasien untuk banyak minum melalui oral sesuai toleransi dan memanggil perawat apabila pasien ingin BAK. Catat waktu pertama pasien BAK setelah kateter dilepas. Jika perlu, tempatkan perlak dibawah pasien untuk selama 2 – 4 jam sampai pasien merasa ingin BAK.
- Jika pasien tidak merasa ingin BAK setelah 8 jam kateter dilepas, laporkan pada tim ahli.
Evaluasi
Ada beberapa hal yang harus dievaluasi setelah prosedur pelepasan kateter, hal tersebut yaitu:
- Kateter telah dilepaskan
- Pasien ingin BAK setelah 8 jam kateter dilepaskan, tanpa merasa seperti terbakar, ingin BAK, atau inkontinensia.
- Tidak ditemukan adanya darah, atau komplikasi lain berhubungan dengan pelepasan kateter.
- Pasien mengatakan paham terhadap prosedur dan memanggil perawat ketika ingin BAK atau punya masalah dengan BAK.
Nah sobat, demikianlah penjelasan singkat mengenai prosedur pelepasan kateter urine yang benar. Semoga informasi ini dapat memudahkan kalian dalam belajar. Jangan lupa pantau terus info terbaru dari blog ini dan bagikan artikel ini kepada kawan-kawan kalian yang membutuhkannya. Semoga bermanfaat, terima kasih.